BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 28 April 2011

Make it wonderfull

before


after

Rabu, 27 April 2011

Kalau Cewek Udah Menilai

Kalau cowok ganteng pendiam, cewek-cewek bilang: Woow, cool banget...
Kalau cowok jelek pendiam, cewek-cewek bilang: Ih kuper...

Kalau cowok ganteng jomblo, cewek-cewek bilang: Pasti dia perfeksionis
Kalau cowok jelek jomblo, cewek-cewek bilang: Sudah jelas...kagak laku...

Kalau cowok ganteng berbuat jahat, cewek-cewek bilang: Nobody's perfect
Kalau cowok jelek berbuat jahat, cewek-cewek bilang: Pantes...tampangnya kriminal

Kalau cowok ganteng nolongin cewe yang diganggu preman, cewek-cewek bilang: Wuih, jantan...kayak di filem-filem
Kalau cowok jelek nolongin cewe yang diganggu preman, cewek-cewek bilang: Pasti premannya temennya dia...

Kalau cowok ganteng dapet cewek cantik, cewek-cewek bilang: Klop....serasi banget...
Kalau cowok jelek dapet cewek cantik, cewek-cewek bilang: Pasti main dukun...

Kalau cowok ganteng diputusin cewek, cewek-cewek bilang: Jangan sedih, khan masih ada aku...
Kalau cowok jelek diputusin cewek, cewek-cewek bilang:...(Terdiam, tapi telunjuknya meliuk-liuk dari atas ke bawah)

Kalau cowok ganteng ngaku indo, cewek-cewek bilang: Emang mirip-mirip bule sih...
Kalau cowok jelek ngaku indo, cewek-cewek bilang: Pasti ibunya Jawa, bapaknya robot...

Kalau cowok ganteng penyayang binatang, cewek-cewek bilang: Perasaannya halus...penuh cinta kasih
Kalau cowok jelek penyayang binatang, cewek-cewek bilang: Sesama keluarga emang harus menyayangi...

Kalau cowok ganteng bawa BMW, cewek-cewek bilang: Matching...keren luar dalem
Kalau cowok jelek bawa BMW, cewek-cewek bilang: Mas, majikannya mana?...

Kalau cowok ganteng males difoto, cewek-cewek bilang: Pasti takut fotonya kesebar-sebar
Kalau cowok jelek males difoto, cewek-cewek bilang: Nggak tega ngeliat hasil cetakannya ya?...

Kalau cowok ganteng naek motor gede, cewek-cewek bilang: Wah, kayak lorenzo lamas...bikin lemas...
Kalau cowok jelek naek motor gede, cewek-cewek bilang: Awas!! mandragade lewat...

Kalau cowok ganteng nuangin air ke gelas cewek, cewek-cewek bilang: Ini baru cowok gentlemen
Kalau cowok jelek nuangin air ke gelas cewek, cewek-cewek bilang: Naluri pembantu emang gitu...

Kalau cowok ganteng bersedih hati, cewek-cewek bilang: Let me be your shoulder to cry on
Kalau cowok jelek bersedih hati, cewek-cewek bilang: Cengeng amat!!!...ini laki-laki apa bukan sih?!!

Kamis, 14 April 2011

Intermezzo

Mencegah Penularan, Strategi Efektif Atasi AIDS : OPINI


Dr Andi Utama, Peneliti Puslit Bioteknologi LIPI; Postdoctoral Fellow of Japan Society for Promotion of Science, National Institute of Infectious Diseases, Jepang.

AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) adalah penyakit global yang menjadi masalah di seluruh dunia. Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember, WHO melancarkan program The 3 by 5 Initiative dengan tujuan untuk menyuplai obat antiretroviral (ARV) kepada tiga juta pasien AIDS di negara berkembang menjelang tahun 2005.

Program ini dilakukan untuk memberantas penyakit AIDS yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (human immunodeficiency virus), yang jumlahnya kian hari terus bertambah. Menurut laporan WHO pada Desember 2002, lebih dari 20 juta jiwa telah meninggal karena AIDS. Dan sekarang diperkirakan penderita AIDS berjumlah lebih dari 42 juta. Jumlah ini terus bertambah dengan kecepatan 15.000 pasien per hari. Jumlah pasien di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara diperkirakan sekitar 5,6 juta.

Terapi AIDS/HIV

Terapi AIDS/HIV saat ini adalah terapi kimia (chemotherapy) yang menggunakan obat ARV yang berfungsi menekan perkembangbiakan virus HIV. Obat ini adalah inhibitor dari enzim yang diperlukan untuk replikasi virus seperti reverse transcriptase (RT) dan protease. Inhibitor RT ini terdiri dari inhibitor dengan senyawa dasar nukleosid (nucleoside-based inhibitor) dan nonnukleosid (nonnucleoside-based inhibitor).

Di antara nucleoside-based inhibitor RT adalah AZT (zidovudine), ddI (didanosine), ddC (zalcitabine), 3TC (lamivudine), d4T (stavudine
), dan lain-lain. Nevirapine dan efavirenz adalah nama obat ARV berupa inhibitor protease.
Sementara itu, inhibitor protease yang sampai saat ini terdaftar resmi di USA Food and Drug Administration (FDA) adalah amprenavir (Agenerase), indinavir (Crixivan), lopinavir/ritonavir (Kaletra), ritonavir (Norvir), saquinavir (Fortovase), and nelfinavir (Viracept).

Terapi menggunakan obat AZV ini umumnya tidak dilakukan dengan satu jenis obat saja, tapi dengan kombinasi berbagai macam obat. Hal ini disebabkan karena pemakaian obat tunggal tidak menyembuhkan dan bisa memicu munculnya virus yang resisten terhadap obat tersebut.
Pemakaian obat kombinasi menjadi standar pengobatan AIDS saat ini. Strategi ini disebut highly active antiretroviral threrapy (HAART). Dengan HAART ini, biasanya direkomendasikan untuk menggunakan protease inhibitor dengan minimal dua jenis obat lainnya. Walaupun demikian, cara ini juga masih belum efektif dan masih mengakibatkan munculnya virus yang resisten.

Walaupun demikian, upaya penemuan obat baru tetap dilakukan. Seiring dengan itu, juga dilakukan usaha untuk pengembangan vaksin terhadap virus HIV. Di antaranya yang cukup memberi harapan adalah kandidat vaksin dari rekombinant protein gp120 (protein selaput envelope protein virus HIV). Kandidat vaksin ini dikembangkan oleh VaxGen Inc, perusahaan yang bergerak di bidang produk biologi untuk penyakit menular yang berpusat di Australia.
Namun sayang sekali, kandidat vaksin yang bernama AIDSVAX ini tidak terbukti efektif pada pengujian klinis fase-3, yaitu fase pengujian skala besar terhadap ketahanan manusia terhadap serangan virus HIV.

Kendala pengobatan AIDS/HIV

Sulitnya penemuan obat atau vaksin virus HIV ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain tingginya tingkat mutasi virus ini. Terjadinya mutasi ini menyebabkan virus mudah berubah bentuk dan sifat sehingga resisten terhadap obat. Jika obat yang dipakai adalah inhibitor terhadap enzim transcriptase seperti AZT (zinovudine, misalnya), terjadinya mutasi yang signifikan pada gen transcriptase akan membuat AZT tidak akan berfungsi lagi.
Biasanya hal ini bisa diatasi dengan menggunakan obat kombinasi. Tapi tindakan ini tidak mempan terhadap virus HIV disebabkan tingkat mutasinya yang tinggi. Baru-baru ini, salah satu studi terhadap 80 orang pasien yang diberi obat tripel zidovudine, lamivudine, dan nevirapine memperlihatkan bahwa 61% di antaranya ditemukan mutasi yang membuat virus resisten terhadap obat ini (Re et al, 2003).

Selain itu, virus HIV juga melakukan proses rekombinasi (penyilangan gen) dengan virus HIV yang berbeda tipe. Ini lebih menyebabkan lagi virus HIV bisa berubah menjadi bermacam-macam bentuk dan sifat. Karena biasanya obat yang dirancang hanya ditargetkan untuk virus tertentu, maka berubahnya virus akan menyebabkan obat yang dirancang tidak berfungsi lagi. Analisis virus HIV yang diisolasi dari pasien yang diberi obat inhibitor protease membuktikan bahwa rekombinasi virus menyebabkan resistennya virus terhadap protease inhibitor (Penn et al, 2001). Liciknya, virus ini hanya mengubah diri untuk menjadi resisten terhadap obat, tanpa mengurangi sifat patogennya.

Penularan AIDS dan gaya hidup

Virus HIV biasanya hidup dan berkembang biak pada sel darah putih manusia, yang erat hubungannya dengan sistem daya tahan tubuh manusia karena merupakan sumber antibodi. Jadi, HIV akan berada pada cairan tubuh yang mengandung sel darah putih, seperti darah, cairan plasenta, cairan sperma, cairan vagina, cairan sumsum tulang, air susu ibu, dan cairan otak.

Karena itu, maka penularan HIV akan berlangsung pada saat terjadi pencampuran cairan tubuh yang mengandung virus HIV. Pencampuran tersebut bisa terjadi melalui berbagai perilaku. Di antaranya adalah hubungan seks dengan pasangan pengidap HIV, suntikan jarum yang tercemar virus HIV, transfusi darah yang mengandung HIV, dan kelahiran dari ibu yang mengidap HIV.

Dari sini jelas bahwa hubungan seks merupakan faktor utama penyebab penyebaran AIDS. Artinya, penyebaran AIDS sangat dipengaruhi oleh gaya hidup suatu masyarakat, seperti pergaulan pria dan wanita yang bebas, kenakalan remaja yang cenderung menggunakan NAPZA, atau perilaku homoseksual. Dengan kata lain, semakin banyak hal-hal di atas ditemukan dalam masyarakat, kecepatan penyebaran virus HIV akan semakin tinggi.
Pencegahan penularan menjadi kunci

Karena kita tahu bahwa sampai saat ini tidak ada obat yang efektif untuk penyakit AIDS/HIV ini, seharusnyalah kita sadar bahwa upaya efektif yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi masalah ini adalah pencegahan. Dengan menghindari penyebaran virus HIV, dengan cara menjauhi gaya hidup yang menyebabkan penyebaran HIV, masalah ini akan bisa diatasi. Sebaliknya jika kita lalai dan tidak acuh terhadap perilaku yang menularkan virus HIV, masalah ini tidak akan bisa diatasi.

Dalam rangka memberantas AIDS/HIV di Indonesia, pada Maret 2003, Depkes telah mengeluarkan buku Strategi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS Tahun 2003-2007. Di dalam buku tersebut ditetapkan untuk mencapai target di atas ada enam area yang diprioritaskan, yaitu pencegahan HIV/AIDS, perawatan, pengobatan dan dukungan terhadap orang HIV/AIDS, surveilans HIV/AIDS dan infeksi menular seksual, kegiatan penelitian, lingkungan yang kondusif, koordinasi multipihak, serta penanggulangan berkesinambungan.
Dari sini jelas sekali bahwa pencegahan merupakan hal yang utama. Tentu saja hal ini tidak mudah dilaksanakan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang AIDS/HIV itu sendiri. Pengetahuan tersebut meliputi bahaya AIDS, bagaimana penularannya, serta bagaimana pecegahannya. Begitu juga kesadaran yang masih kurang. Karena itu, untuk melaksanakan pencegahan ini pun memerlukan kerja sama berbagai pihak, mulai dari tingkat individu sampai pada tingkat pemerintahan.

Apa yang direncanakan oleh Forum Parlemen Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan, untuk menggalang komitmen politik dari anggotanya di pusat maupun daerah guna mencegah meluasnya HIV/AIDS melalui kebijakan serta peraturan yang terpadu, merupakan salah satu usaha yang efektif (Media Indonesia, 1/12/2003). Dengan memperingati Hari AIDS Sedunia ini, marilah kita sama-sama berusaha agar penyakit AIDS/HIV ini tidak semakin menyebar di negara kita.***

Penerapan Teknologi Informasi dalam Akuntansi

 

Minggu, 13 Juni 2010

Penerapan Teknologi Informasi dalam Akuntansi

Perkembangan TI yang pesat juga mengakibatkan perubahan signifikan terhadap akuntansi. Perkembangan akuntansi berdasar kemajuan teknologi terjadi dalam tiga babak, yaitu era bercocok tanam, era industri, dan era informasi. Peranan TI terhadap perkembangan akuntansi pada setiap babak berbeda-beda. Semakin maju TI, semakin banyak pengaruhnya pada bidang akuntansi. Kemajuan TI mempengaruhi perkembangan sistem informasi akuntansi (SIA) dalam hal pemrosesan data, pengendalian intern, dan peningkatan jumlah dan kualitas informasi dalam pelaporan keuangan. Perkembangan SIA berbasis komputer dalam menghasilkan laporan keuangan juga mempengaruhi proses audit. Akhirnya, kemajuan TI memberikan peluang baru bagi profesi akuntan. Peluang baru yang mungkin diraih di antaranya adalah konsultan sistem informasi berbasiskomputer, CISA, dan web trust audit.
Perkembangan teknologi informasi yang pesat mengakibatkan perubahan yang sangat signifikan terhadap akuntansi. Perkembangan akuntansi berdasar kemajuan teknologi terjadi dalam tiga babak, yaitu era bercocok tanam, era industri, dan era informasi. Hal ini dinyatakan oleh Alvin Toffler dalam bukunya yang berjudul The Third Wave (Robert, 1992).
Tonggak sejarah akuntansi dimulai sejak tahun 1494, yaitu ketika Luca Pacioli memperkenalkan sistem doble entry book keeping. Akan tetapi, praktik akuntansi sebenarnya sudah ada sejak zaman sebelum itu. Alvin Toffler dalam bukunya The Third Wave menyatakan bahwa pada tahun 8000 SM yang dinyatakan sebagai masa bercocok tanam orang sudah mengenal teknologi, informasi, dan akuntansi.
Pada masa ini teknologi akuntansi dengan single entry book keeping sudah tidak memadai dalam penyediaan informasi akuntansi. Orang mulai memerlukan informasi mengenai berapa pendapatan yang diperolehnya selama suatu periode tertentu dan berapa perubahan kekayaan yang dimiliki. Pada era ini sistem doble entry book keeping mulai diperkenalkan oleh Luca Pacioli meskipun bukan dia penemu sistem ini. Karena kebutuhan manusia akan informasi semakin kompleks, maka sistem doble entry book keeping mengalami perkembangan. Mulai dari teknik pembukuan sampai dengan metode akuntansi yang kompleks seperti akuntansi untuk inflasi, dana pensiun, leasing, dan lain-lain (Belkaoui, 2000). Pada masa ini sistem informasi akuntansi di dalam upaya untuk menyediakan informasi, baik kepada pihak ekstern maupun intern masih dilakukan secara manual hanya dengan bantuan mesin hitung ataupun kalkultor.
Model akuntasi berbasis biaya historis tidak cukup untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan pada era teknologi informasi (Elliot dan Jacobson, Gani, 1999). Model akuntansi pada era teknologi informasi menghendaki bahwa model akuntansi dapat mengukur tingkat perubahan sumber daya, mengukur tingkat perubahan proses, mengukur aktiva tetap tak berwujud, memfokuskan ke luar pada nilai pelanggan, mengukur proses pada realtime, dan memungkinkan network.

Pada auditing with computer untuk membantu pelaksanaan keseluruhan program pengauditan digunakan mikro komputer. Auditing with computer dimaksudkan untuk melakukan otomatisasi terhadap proses pengauditan. Mikro komputer akan mentransformasi beberapa fungsi audit. Auditing with computer menggunakan software untuk melaksanakan pengujian terhadap pengendalian intern organisasi klien (termasuk compliance test) dan pengujian substantif terhadap catatan dan file klien.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa auditing with computer mengarah pada penerapan expert system di dunia pengauditan. Expert system adalah program komputer yang berciri intensif-pengetahuan yang menangkap keahlian manusia dalam wilayah pengetahuan yang terbatas. Pada expert system pengetahuan manusia dimodelkan atau direpresentasikan dalam satu cara yang bisa diproses oleh komputer. Kondisi-kondisi dalam penyusunan laporan keuangan dieksekusi dalam konstruksi IF-THEN. Jika kondisi adalah benar (true), maka suatu tindakan dilakukan.
Standar profesional akuntan publik menyatakan bahwa pekerjaan audit harus dilakukan oleh seorang auditor atau lebih, yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai seorang auditor. Namun, untuk keperluan EDP audit, maka auditor yang bersangkutan selain memiliki keahlian audit dan akuntansi jugaharus memiliki keahlian komputer. Lebih-lebih jika auditor akan melakukan audit yang through dan within the computer.( http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/naniek noviari(1)

Senin, 04 April 2011

Identitas Ardiansyah

ARDIANSYAH
1105111142