Pendahuluan
Jenis-jenis Keputusan Menurut Herbert A. Simon , ahli
manajemen pemenang Nobel dari Carnegie-Mellon University, keputusan berada pada
suatu rangkaian kesatuan (continuum) dengan keputusan terprogram pada satu
ujungnya dan keputusan tak terprogram pada ujung yang lain. Keputusan
terprogram bersifat berulang dan rutin, sampai pada batas hingga suatu prosedur
pasti telah dibuat untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu
diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru tiap kali terjadi. Sedangkan
keputusan tak terprogram bersifat baru, tidak terstruktur, dan jarang
konsekuen.
Baru pada tahun 1971, istilah DSS diciptakan oleh G. Anthony
Gorry dan Michael S. Scott Morton , keduanya professor MIT. Mereka merasa
perlunya suatu kerangka kerja untuk mengarahkan aplikasi computer kepada
pengambilan keputusan manajemen dan mengembangkan apa yang telah dikenal
sebagai Gorry and Scott Morton Grid . Matriks (grid) ini, digambarkan pada
gambar dibawah ini, didasarkan pada konsep Simon mengenai keputusan terprogram
dan tak terprogram serta tingkat-tingkat manajemen Robert N. Anthony.
Pendahuluan
Sebagaimana kita tahu bahwa sistem informasi memegang peranan yang sangat
penting dalam kehidupan kita. Sebagai salah satu contohnya, kita dapat melihat
manager dari perusahaan-perusahaan yang ada dapat memperoleh sejumlah informasi
yang sangat penting dengan adanya sistem informasi. Pada dasarnya, sistem
informasi terbagi-bagi menjadi beberapa bagian misalnya Sistem Informasi
Akuntansi, Sistem Informasi Manajemen, dan sebagainya. Secara garis besarnya
sistem yang ada disesuaikan untuk kebutuhan informasi dari sejumlah besar
manager. Dalam banyak kasus informasi ini kurang memadai untuk membuat
keputusan yang spesifik untuk memecahkan permasalahan yang spesifik. Oleh
karena itulah Sistem Pendukung Keputusan dibuat sebagai suatu cara untuk
memenuhi kebutuhan ini.
Jenis-jenis Keputusan Menurut Herbert A. Simon , ahli
manajemen pemenang Nobel dari Carnegie-Mellon University, keputusan berada pada
suatu rangkaian kesatuan (continuum) dengan keputusan terprogram pada satu
ujungnya dan keputusan tak terprogram pada ujung yang lain. Keputusan
terprogram bersifat berulang dan rutin, sampai pada batas hingga suatu prosedur
pasti telah dibuat untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu
diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru tiap kali terjadi. Sedangkan
keputusan tak terprogram bersifat baru, tidak terstruktur, dan jarang
konsekuen.
Pengertian
Decision Support Systems (DSS) atau system pendukung
keputusan adalah serangkaian kelas tertentu dari system informasi
terkomputerisasi yang mendukung kegiatan pengambilan keputusan bisnis dan
organisasi. Suatu DSS yang dirancang dengan benar adalah suatu system berbasis
perangkat lunak interaktif yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil
keputusan mengkompilasi informasi yang berguna dari data mentah, dokumen,
pengetahuan pribadi, dan/atau model bisnis untuk mengidentifikasikan dan
memecahkan berbagai masalah dan mengambil keputusan.
System pendukung keputusan atau DSS digunakan untuk
mengumpulkan data, menganalisa dan membentuk data yang dikoleksi, dan mengambil
keputusan yang benar atau membangun strategi dari analisis, tidak pengaruh
terhadap computer, basis data atau manusia penggunanya.
Informasi
yang biasanya dikumpulkan dengan menggunakan aplikasi pendukung keputusan akan
melakukan:
- Mengakses semua asset informasi terkini, termasuk data legasi dan relasional, kompulan data, gudang data, dan kumpulan jumlah besar data.
- Angka-angka penjualan antara satu periode dengan periode lainnya.
- Angka-angka pendapatan yang diperkirakan, berdasarkan pada asumsi penjualan produk baru.
- Konsekuensi pilihan-pilihan pengambilan keputusan yang berbeda, dengan pengalaman dalam suatu konteks yang dirinci ulang.
Sudah
begitu banyak perusahaan di berbagai industri yang bergantung pada perangkat,
teknik dan pemodelan pendukung keputusan, untuk membantu mereka menganalisa dan
memecahkan beragam pertanyaan bisnis sehari-hari. System pendukung keputusan
bersifat tergantung oleh data, sebagaimana keseluruhan proses mengambil seluruh
kumpulan data yang tersedia, untuk dianalisa.
Perangkat-perangkat,
proses, dan metodologi pelaporan berbasis Business Intelligence adalah contoh
penggunaan penting dalam system pendukung keputusan manapun, dan memberikan
analisis data, pelaporan serta monitoring data yang sangat terpercaya kepada
pengguna.
Persyaratan
yang biasa dimiliki dalam penerapan Sistem Pendukung Keputusan Tingkat Tinggi:
- Pengumpulan data dari beragam sumber (data penjualan, data inventori, data supplier, data riset pasar, dsb).
- Penformatan dan penggunaan data.
- Lokasi database yang sesuai serta pembangunan format untuk pembuatan laporan dan analisa berbasis pengambilan keputusan.
- Perangkat dan aplikasi yang serba bisa dan mampu memberikan pelaporan, monitoring dan analisa terhadap data.
Komponen
Arsitektur DSS Komponen (arsitektur) dalam DSS : Database mendukung sistem
tersebut. Model Base memberikan kemampuan analis. Dialog (Interface Software)
pemakai dengan sistem. Hubungan antara ketiga komponen
Penggunaan Komputer Dalam Sistem Pengambilan
Keputusan Salah satu produk hasil perkembangan teknologi adalah komputer.
Dengan kemampuannya itu menyebabkan komputer dapat diterima diberbagai
kalangan, bahkan telah mejadi suatu kebutuhan. Salah satu kemampuan itu, adalah
dalam pengelolaan data dan komunikasi informasi. Informasi dapat diakses dan
diperoleh dengan cepat, tepat dan akurat. Selain mampu mengelola data atau
informasi masih banyak kemampuan lain. Diantaranya kesanggupan untuk mengolah
data dengan kecepatan tinggi, ketelitian yang dapat dipercaya, memiliki memory
(daya ingat) yang tinggi, ready for use (tidak mengenal lelah). Salah satu
jenis sistem aplikasi yang sangat popular di kalangan manajemen perusahaan
adalah Decision Support System atau disingkat DSS.
Berbagai Tipe Sistem Pendukung
Keputusan (DSS):
Penting
untuk dicatat bahwa DSS tidak memiliki suatu model tertentu yang diterima atau
dipakai di seluruh dunia. Banyak teori DSS yang diimplementasikan, sehingga
terdapat banyak cara untuk mengklasifikasikan DSS.
- DSS model pasif adalah model DSS yang hanya mengumpulkan data dan mengorganisirnya dengan efektif, biasanya tidak memberikan suatu keputusan yang khusus, dan hanya menampilkan datanya. Suatu DSS aktif pada kenyataannya benar-benar memproses data dan secara eksplisit menunjukkan beragam solusi berdasarkan pada data tersebut.
- DSS model aktif sebaliknya memproses data dan secara eksplisit menunjukkan solusi berdasarkan pada data yang diperoleh, walau harus diingat bahwa intervensi manusia terhadap data tidak dapat dipungkiri lagi. Misalnya, data yang kotor atau data sampah, pasti akan menghasilkan keluaran yang kotor juga (garbage in garbage out).
- Suatu DSS bersifat kooperatif jika data dikumpulkan, dianalisa dan lalu diberikan kepada manusia yang menolong system untuk merevisi atau memperbaikinya.
- Model Driven DSS adalah tipe DSS dimana para pengambil keputusan menggunakan simulasi statistik atau model-model keuangan untuk menghasilkan suatu solusi atau strategi tanpa harus intensif mengumpulkan data.
- Communication Driven DSS adalah suatu tipe DSS yang banyak digabungkan dengan metode atua aplikasi lain, untuk menghasilkan serangkaian keputusan, solusi atau strategi.
- Data Driven DSS menekankan pada pengumpulan data yang kemudian dimanipulasi agar sesuai dengan kebutuhan pengambil keputusan, dapat berupa data internal atua eksternal dan memiliki beragam format. Sangat penting bahwa data dikumpulkan serta digolongkan secara sekuensial, contohnya data penjualan harian, anggaran operasional dari satu periode ke periode lainnya, inventori pada tahun sebelumnya, dsb.
- Document Driven DSS menggunakan beragam dokumen dalam bermacam bentuk seperti dokumen teks, excel, dan rekaman basis data, untuk menghasilkan keputusan serta strategi dari manipulasi data.
- Knowledge Driven DSS adalah tipe DSS yang menggunakan aturan-aturan tertentu yang disimpan dalam komputer, yang digunakan manusia untuk menentukan apakah keputusan harus diambil. Misalnya, batasan berhenti pada perdagangan bursa adalah suatu model knowledge driven DSS.
Keterkaitan
antara Sistem Pendukung Keputusan dengan Pembuat Keputusan. Beberapa konsep
yang membantu dalam pembuatan sistem pendukung keputusan, diantaranya pembuatan
keputusan beresiko. Pembuatan keputusan biasanya mengasumsi keputusan yang
dibuat berdasarkan tiga rangkaian kondisi yaitu Kepastian Ketidakpastian resiko
Langkah-langkah
Pengambilan Keputusan meliputi fase-fase Intelligence = kegiatan untuk
mengenali masalah, kebutuhan atau kesempatan Design = cara-cara untuk
memecahkan masalah / memenuhi kebutuhan Choice = memilih alternatif keputusan
yang terbaik Implementasi yang disertai dengan pengawasan dan koreksi yang
diperlukan
Penerapan DSS
Dalam Suatu Instansi
·
Mengapa DSS digunakan dalam suatu perusahaan?
·
Perusahaan beroperasi pada ekonomi yang tidak stabil.
·
Perusahaan dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar
negeri yangmeningkat.
·
Perusahaan menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal
melacak jumlah operasi-operasi bisnis.
·
Sistem komputer perusahaan tidak mendukung peningkatan
tujuanperusahaan dalam hal efisiensi, profitabilitas dan mencari jalanmasuk di
pasar yang benar-benar menguntungkan.
·
Dampak Pemanfaatan DSS
·
Dampak dari pemanfaatan Decision Support System (DSS)
antara lain :
·
Masalah-masalah semi struktur dapat dipecahkan.
·
Problem yang kompleks dapat diselesaikan.
·
Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya.
·
Dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara
intuisi,pengambilan keputusan dengan DSS dinilai lebih cepat dan hasilnyalebih baik.
·
Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah
yangdihadapi oleh manajer yang kurang berpengalaman.
·
Untuk masalah yang berulang, DSS dapat memberi keputusan
yanglebih efektif.
·
Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan
kesempatan bagibeberapa manajer untuk berkomunikasi dengan lebih baik.
·
Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari manajer.
Faktor
Pendukung DSS
·
Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh :
·
Faktor teknologi
·
Faktor
kompleksitas struktural
·
Faktor pasar internasional
·
Faktor
stabilitas politik
·
Faktor konsumerisme
·
Faktor intervensi pemerintah
·
Faktor informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut,
·
Faktor gaya pengambilan keputusan dan
·
Faktor kemampuan (intelegensi ,persepsi, dan falsafah)
serta
·
Pertimbangan pengambil keputusan. Pengambilan keputusan
selaluberkaitan dengan ketidakpastian dari hasil keputusan yang diambil.
4
Untuk
mengurangi faktor ketidakpastian tersebut, keputusanmembutuhkan informasi yang
sahih mengenai kondisi yang telah,dan mungkin akan terjadi, kemudian mengolah
informasi tersebutmenjadi beberapa alternatif pemecahan masalah sebagai
bahanpertimbangannya dalam memutuskan langkah yang akandilaksanakannya,
sehingga keputusan yang diambil diharapkandapat menrberikan keuntungan yang
maksimal.
•
Menggunakan
aplikasi
Computer Base Information
System
(CBIS)untuk
lingkungan kelompok, seperti:
Electronic Meeting System
(EMS) dan
Group Decision
Support System
(GDSS). SistemPendukung Keputusan Kelompok (
group decision support system
),atau
GDSS adalah suatu sistem berbasis komputer yangmendukung kelompok-kelompok
orang yang terlibat dalam suatutugas (tujuan) bersama dan yang menyediakan
interface bagi suatulingkungan yang digunakan bersama
APLIKASI TERAPAN
DSS (Decision Support System)
DSS merupakan bagian dari sistem informasi berbasis komputer, termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan), sehingga DSS sangat popular di kalangan manajemen perusahaan. Sistem informasi sangat penting untuk mendukung proses pengambilan keputusan . Dimana system informasi mempunyai tujuan untuk mendukung sebuah aplikasi Decision Support System (DSS).
Berikut adalah beberapa contoh aplikasi yang menggunakan DSS, antara lain :
1. DSS untuk proses kenaikan jabatan dan
perencanaan karir pada PT. X
Salah satu contoh yang akan disorot dalam hal ini adalah cara pemilihan karyawan yang sesuai dengan kriteria yang ada pada suatu jabatan tertentu. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem pendukung keputusan untuk proses profile matching dan analisis gap yang dibuat berdasarkan data dan norma-norma SDM yang terdapat di
PT. X.
Proses Profile Matching dilakukan untuk menentukan rekomendasi karyawan dalam Sistem Kenaikan Jabatan dan Perencanaan Karir berdasar pada 3 aspek yaitu Kapasitas Intelektual, Sikap Kerja dan Perilaku. Hasil dari proses ini berupa ranking karyawan sebagai rekomendasi bagi pengambil keputusan untuk memilih karyawan yang cocok pada jabatan yang kosong tersebut. Software ini dibuat dengan menggunakan Microsoft Access 2000 untuk database dan Borland Delphi 5 sebagai compiller-nya.
Dari hasil implementasi sistem, disimpulkan bahwa dengan penggunaan software ini dapat membantu proses pengambilan keputusan terhadap profile matching proses kenaikan jabatan dan perencanaan karir di PT. X.
Salah satu contoh yang akan disorot dalam hal ini adalah cara pemilihan karyawan yang sesuai dengan kriteria yang ada pada suatu jabatan tertentu. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem pendukung keputusan untuk proses profile matching dan analisis gap yang dibuat berdasarkan data dan norma-norma SDM yang terdapat di
PT. X.
Proses Profile Matching dilakukan untuk menentukan rekomendasi karyawan dalam Sistem Kenaikan Jabatan dan Perencanaan Karir berdasar pada 3 aspek yaitu Kapasitas Intelektual, Sikap Kerja dan Perilaku. Hasil dari proses ini berupa ranking karyawan sebagai rekomendasi bagi pengambil keputusan untuk memilih karyawan yang cocok pada jabatan yang kosong tersebut. Software ini dibuat dengan menggunakan Microsoft Access 2000 untuk database dan Borland Delphi 5 sebagai compiller-nya.
Dari hasil implementasi sistem, disimpulkan bahwa dengan penggunaan software ini dapat membantu proses pengambilan keputusan terhadap profile matching proses kenaikan jabatan dan perencanaan karir di PT. X.
2. DSS berbasis spreadsheet untuk menganalisis biaya penyelenggaraan pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan memerlukan alat bantu dalam perencanaan anggaran yang dapat mensimulasikan pengaruh kebijakan manajemen terhadap anggaran operasional, dan menghasilkan informasi keuangan untuk digunakan dalam menetapkan alternatif pemodelan anggaran yang akan diterapkan. Sistem Pendukung Keputusan yang digunakan adalah DSS berbasis spreadsheet yang menggunakan kebijakan manajemen sebagai acuan untuk menentukan besaran komposisi anggaran operasional pendidikan dari tahun ke tahun dalam bentuk program Analisis Anggaran.
Manajemen dapat melakukan perubahan atas variabel-variabel kebijakan berupa jumlah mahasiswa, jumlah dosen, pertumbuhan kelas, pertumbuhan biaya yang mempengaruhi anggaran penerimaan dan pengeluaran pada menu proyeksi sehingga didapatkan anggaran proyeksi dari tahun ke tahun. Setiap efek perubahan atas variabel kebijakan akan divisualisasikan dalam bentuk grafik.
3. DSS untuk penanganan jalan lintas timur sumatera
Jaringan jalan utama di Pulau Lintas Timur Sumatera dibentuk oleh tiga jalan utama yaitu Lintas Timur, Lintas Tengah dan Lintas Barat. Pada Jalan Lintas Timur Sumatera, banyak terdapat ruas jalan dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat yang sewaktu-waktu berpotensi terputus. Kerusakan jalan yang progresif terjadi karena terlambatnya penanganan perbaikan dan terbatasnya dana. Selama ini penanganan Jalan Lintas Timur dilakukan secara manual sehingga diperlukan sistem informasi yang membantu penanganan dalam hal ini pembuatan Analisis Keputusan.
Aplikasi LTDSS (Lintas Timur Decision Support System) merupakan aplikasi Decision Support System (DSS) untuk penanganan jalan Lintas Timur Sumatera. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan Visual Basic 6.0, Ms. Access 2000 dan Crystal Reports 8.5. Aplikasi LTDSS membutuhkan input berupa data ruas, data seksi, data kondisi, data lalulintas, data perencanaan serta data biaya. Proses yang dilakukan mengacu pada MAK (Metode Analisis Komponen). Output yang dihasilkan berupa alokasi dana tiap propinsi dan jenis penanganan jalan untuk tiap ruas serta dapat diketahui umur layan dari jalan yang ditinjau.
4. DSS untuk kelayakan proposal kredit Bank Rakyat Indonesia
Sekarang ini karena banyaknya perusahaan ataupun pengusaha yang mengajukan kredit ke Bank membuat bank tersebut harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah. Sebagai contoh : pemberian kredit Bank Rakyat Indonesia dimana BRI memberikan kredit kepada debitur tetapi melalui proses yang harus dilalui. Penyaluran kredit yang berhasil akan membawa keuntungan yang besar bagi bank. Oleh karenanya BRI harus benar-benar hati-hati dalam menyalurkan kreditnya. Sebelum menyalurkan kredit kepada seorang calon debitor, BRI harus menilai dulu kelayakan proposal kreditnya.
Dengan adanya perkembangan teknologi komputer di bidang sistem informasi dirancanglah suatu Sistem Pendukung Keputusan Spesifik (Specific Decision Support Systems) SDSS yang dirancang dengan cara cepat (Quick Hit) dan pendekatan secara interaktif. Rancangan SDSS (Specific Decision Support Systems) ini menggunakan perangkat lunak Clipper 5.2 sebagai DSS Tools atau peralatan DSS-nya.
Berdasarkan hasil uji coba sistem, dapat disimpulkan bahwa aplikasi SDSS ini sangat membantu dan memudahkan pihak pengambil keputusan dalam tugasnya menilai kelayakan proposal kredit.
5. DSS untuk peningkatan produktivitas Hotel Bintang 3 di Surabaya menggunakan AHP dan OMAX
Produktivitas atau perbandingan antara input dan output merupakan salah satu alat yang berpengaruh dalam menentukan profitabilitas dan daya saing dalam perusahaan. Hotel perlu melakukan pengukuran produktivitas kerja supaya dapat bertahan dan bersaing dalam efisiensi dan efektivitas dengan hotel-hotel yang lain.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang dapat membantu dalam mengukur produktivitas kerja dari departemen-departemen yang ada. Aplikasi dari sistem tersebut adalah sebuah aplikasi DSS dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Proccess (AHP) untuk pembobotan dan Objectives Matrix (OMAX) untuk pengukuran produktivitas. Hasil dari aplikasi yang dibuat adalah berupa informasi mengenai kriteria-kriteria apa saja yang mempengaruhi kinerja hotel.
Cara kerja
sistem
Menurut Herbert A. Simon ( Kadarsah, 2002:15-16 ), tahap - tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan (DSS) sebagai berikut :
1.
Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Hal tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Hal tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
Pada tahap ini dilakukan pemilihan terhadap berbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria - kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4.Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.
Karakteristik dan Kemampuan DSS
1.DSS
menyediakan dukungan bagi pengambil keputusan utamanya pada situasi semi
terstruktur dan tak terstruktur dengan memadukan pertimbangan manusia dan
informasi terkomputerisasi.
2.
Dukungan disediakan untuk berbagai level manajerial yang berbeda, mulai dari
pimpinan puncak sampai manajer lapangan.
3.
Dukungan disediakan bagi individu dan juga bagi group. berbagai masalah
organisasional melibatkan pengambilan keputusan dari orang dalam group. Untuk
masalah yang strukturnya lebih sedikit seringkali hanya membutuhkan
keterlibatan beberapa individu dari departemen dan level organisasi yang
berbeda.
4.
DSS menyediakan dukungan ke berbagai keputusan yang berurutan atau saling
berkaitan.
5.
DSS mendukung berbagai fase proses pengambilan keputusan: intelligence, design,
choice dan implementation.
6.
DSS mendukung berbagai proses pengambilan keputusan dan style yang berbeda-beda;
ada kesesuaian diantara DSS dan atribut pengambil keputusan individu (contohnya
vocabulary dan style keputusan).
7.
DSS selalu bisa beradaptasi sepanjang masa. Pengambil keputusan harus reaktif,
mampu mengatasi perubahan kondisi secepatnya dan beradaptasi untuk membuat DSS
selalu bisa menangani perubahan ini. DSS adalah fleksibel, sehingga user dapat
menambahkan, menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau mengatur kembali
elemen-elemen dasar (menyediakan respon cepat pada situasi yang tak diharapkan).
Kemampuan ini memberikan analisis yang tepat waktu dan cepat setiap saat.
DSS mencoba untuk meningkatkan efektivitas dari pengambilan
keputusan (akurasi, jangka waktu, kualitas), lebih daripada efisiensi yang bisa
diperoleh (biaya membuat keputusan, termasuk biaya penggunaan komputer).
Pengambil keputusan memiliki kontrol menyeluruh terhadap semua langkah proses
pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah. DSS secara khusus ditujukan
untuk mendukung dan tak menggantikan pengambil keputusan. Pengambil keputusan
dapat menindaklanjuti rekomendasi komputer sembarang waktu dalam proses dengan
tambahan pendapat pribadi atau pun tidak. DSS mengarah pada pembelajaran, yaitu
mengarah pada kebutuhan baru dan penyempurnaan sistem, yang mengarah pada pembelajaran
tambahan, dan begitu selanjutnya dalam proses pengembangan dan peningkatan DSS
secara berkelanjutan.
User/pengguna harus
mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana. Sistem yang lebih besar dapat
dibangun dalam organisasi user tadi dengan melibatkan sedikit saja bantuan dari
spesialis di bidang Information Systems (IS)
DSS biasanya mendayagunakan berbagai model (standar atau
sesuai keinginan user) dalam menganalisis berbagai keputusan. Kemampuan
pemodelan ini menjadikan percobaan yang dilakukan dapat dilakukan pada berbagai
konfigurasi yang berbeda. berbagai percobaan tersebut lebih lanjut akan
memberikan pandangan dan pembelajaran baru
DSS dalam tingkat lanjut dilengkapi dengan komponen
knowledge yang bisa memberikan solusi yang efisien dan efektif dari berbagai
masalah yang pelik.
Komponen DSS
1. Data Management . Termasuk database, yang
mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software
yang disebut Database Management Systems (DBMS).
2.
Model Management . Melibatkan model finansial, statistikal, management science,
atau berbagai model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem
suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan.
3.
Communication (dialog subsystem) . User dapat berkomunikasi dan memberikan
perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.
4.
Knowledge Management . Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain
atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.
KESIMPULAN
Kesimpulan
DSS merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen
dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah
bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk
menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka. Komponen arsitektur dalam Sistem
Penunjang Keputusan (DSS) : Database mendukung sistem tersebut. Model Base
memberikan kemampuan analis. Dialog (Interface Software) pemakai dengan sistem.
Di samping memiliki menfaat, DSS juga memiliki beberapa keterbatasan. Akan
tetapi secara keseluruhan, SPK dapat memberikan manfaat bagi pengambil
keputusan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja terutama dalam
proses pengambilan keputusan.
Daftar
Pustaka
http://nanengnur.blog.com/
Indrajit, Richardus Eko , DECISION SUPPORT SYSTEM, Renaissance Research Center
, 1999 Paper Decision Support System,
http://anakbinus.blogsome.com Subakti, Irfan ,
Decision Support System , Institut Teknologi Sepuluh Nopember , Surabaya, 2002
0 komentar:
Posting Komentar